Data Diri
Nama: Muhammad Vada Syafin Bintang
TTL: Jakarta, 20 April 2002
Hobi: Main Bola, Menggambar
Cita-cita: Atlet
Pemain Bola
Tentara
Astronot
Kamis, 08 September 2016
IPS Bab II
Perang Dunia II | |
---|---|
Searah jarum jam dari kiri atas: Pasukan Tiongkok padaPertempuran Wanjialing, Meriam 25-pounder Australia padaPertempuran El Alamein Pertama, pesawat pengebom StukaJerman di Front Timur musim dingin 1943–1944, pasukan AL Amerika Serikat di Teluk Lingayen, Wilhelm Keitelmenandatangani Instrumen Penyerahan Diri Jerman, tentara Soviet pada Pertempuran Stalingrad |
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jerman yang diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Perancis dan Britania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Poros Eropa melancarkan invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.
Pecah di Eropa (1939)
Pada tanggal 1 September 1939, Jerman dan Slowakia—negara klien pada tahun 1939—menyerang Polandia.Tanggal 3 September, Perancis dan Britania Raya, diikuti negara-negara Persemakmuran, menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi memberi sedikit dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil Perancis ke Saarland. Britania dan Perancis juga mulaimemblokir perairan Jerman pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.
Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga menyerbu Polandia. Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeri bawah tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di luar Polandia.
Serbuan Poros
Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940.[67] Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu.[68] Jalur Maginot yang dipertahankan Perancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes,[69] yang disalahartikan oleh perencana perang Perancis sebagai penghalang alami bagi kendaraan lapis baja.[70]
Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.[71] Tanggal 10 Juni, Italia menyerbu Perancis, menyatakan perang terhadap Perancis dan Britania Raya;[72] dua belas hari kemudian Perancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman dan Italia,[73] dan sebuahnegara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim Vichy. Pada tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada Perancis di Aljazair untuk mencegah perebutan oleh Jerman.[74]
Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis, Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia, Latvia, dan Lituania,[57] lalu menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania. Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet[75][76] perlahan buntu,[77][78] dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.[79]
Dengan Perancis dinetralkan, Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania (Pertempuran Britania) untuk mempersiapkan sebuah invasi.[80] Kampanye ini gagal, dan rencana invasi tersebut dibatalkan pada bulan September.[80] Menggunakan pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru dicaplok, Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik.[81] Italia memulai operasinya di Mediterania, memulaipengepungan Malta bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan Agustus, dan menerobos wilayah Mesir Britania bulan September 1940. Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap Tiongkok pada bulan September dengan merebut sejumlah pangkalan di wilayah utara Indochina Perancis yang saat ini terisolasi.[82]
Sepanjang periode ini, Amerika Serikat yang netral melakukan sejumlah hal untuk membantu Tiongkok dan Sekutu Baratnya. Pada bulan November 1939, Undang-Undang Netralitas diamendemen untuk memungkinkan pembelian "beli dan angkut" oleh Sekutu.[83]Tahun 1940, setelah pencaplokan Paris oleh Jerman, ukuran Angkatan Laut Amerika Serikat meningkat pesat dan, setelah serbuan Jepang ke Indochina, Amerika Serikat memberlakukan embargo besi, baja, dan barang-barang mekanik terhadap Jepang.[84] Pada bulan September, Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan Britania Raya.[85] Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.
Kebuntuan serbuan Poros (1942)
Pada awal Mei 1942, Jepang memulai operasi untuk menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan memutuskan komunikasi dan jalur suplai antara Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, Sekutu berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan mengalahkan pasukan laut Jepang pada Pertempuran Laut Koral.[154] Rencana Jepang selanjutnya, termotivasi oleh Serangan Doolittle sebelumnya, adalah merebut Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan; sebagai aksi pengalihan, Jepang juga mengirimkan pasukan untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska.[155] Pada awal Juni, Jepang melaksanakan operasinya, tetapi Amerika Serikat, setelah berhasil memecahkan kode laut Jepang pada akhir Mei, mengetahui semua rencana dan pemindahan pasukan mereka dan memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.[156]
Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway, Jepang memilih fokus pada upaya menduduki Port Moresby melalui kampanye darat di Teritori Papua.[157] AMerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi Jepang di selatan Kepulauan Solomon, terutama Guadalcanal, sebagai tahap pertama menduduki Rabaul, pangkalan utama Jepang di Asia Tenggara.[158]
Kedua rencana ini dimulai bulan Juli, namun pada pertengahan September, Pertempuran Guadalcanal dimenangkan Jepang, dan tentara-tentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port Moresby ke bagian utara pulau, tempat mereka menghadapi tentara Australia dan Amerika Serikat dalam Pertempuran Buna-Gona.[159] Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan komitmen besar tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal. Pada awal 1943, Jepang dikalahkan di pulau ini dan menarik tentara mereka.[160] Di Burma, pasukan Persemakmuran melancarkan dua operasi. Pertama, ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa pasukan mundur ke India bulan Mei 1943.[161] Kedua, penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis depan Jepang bulan Februari yang, pada akhir April, memperoleh hasil yang diragukan.[162]
Di front timur Jerman, pasukan Poros mematahkan serangan Soviet di Semenanjung Kerch dan Kharkov,[163] dan kemudian melancarkan serangan musim panas utamanya terhadap Rusia Selatan pada bulan Juni 1942 untuk menguasai ladang minyak di Kaukasus dan menduduki stepa Kuban, sementara mempertahankan posisi di wilayah front sebelah utara dan tengah. Jerman membagi Grup Angkatan Darat Selatan menjadi dua grup: Grup Angkatan Darat A bergerak ke Sungai Don, sementara Grup Angkatan Darat B bergerak ke sebelah tenggara Kaukasus menuju Sungai Volga.[164] Soviet memutuskan bertahan di Stalingrad yang berada di jalur pergerakan pasukan Jerman.
Pada pertengahan November, Jerman hampir berhasil menduduki Stalingrad dalam pertempuran jalanan saat Soviet memulai serangan balasan musim dingin keduanya, dimulai dengan mengepung pasukan Jerman di Stalingrad[165] dan serangan ke unggulan Rzhev dekat Moskwa, meski upaya terakhir gagal besar.[166] Pada awal Februari 1943, Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan besar; tentara Jerman di Stalingrad dipaksa menyerah[167] dan garis depan dimundurkan hingga posisinya sebelum serangan musim panas. Pada pertengahan Februari, setelah desakan Soviet meruncing, Jerman melancarkan serangan lain ke Kharkov dan membentuk unggulan baru di garis depan mereka di sekitar kota Kursk, Rusia.
Sekutu mendekat (1944)
Pada tanggal 6 Juni 1944 (dikenal sebagai D-Day)
Setelah tiga tahun ditekan Soviet,[144] Sekutu Barat menyerbu Perancis Utara. Setelah menyusun kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia, mereka juga menyerang Perancis Selatan.[211] Semua pendaratan ini berhasil dan berakhir dengan kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Perancis. Paris dibebaskan oleh pemberontak lokal yang dibantu Pasukan Perancis Merdeka pada tanggal 25 Agustus[212] dan Sekutu Barat terus memukul pasukan Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir tahun ini. Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara besar-besaran di Belanda tidak berhasil.[213] Setelah itu, Sekutu Barat pelan-pelan masuk wilayah Jerman, namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar. Di Italia, serbuan Sekutu juga terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir.
Pada tanggal 22 Juni, Soviet mengadakan serangan strategis di Belarus ("Operasi Bagration") yang berakhir dengan nyaris kehancuran total Pusat Grup Angkatan Darat Jerman.[214] Tidak lama selepas itu, serangan strategis Soviet lainnya mengusir tentara Jerman dari Ukraina Barat dan Polandia Timur. Pergerakan Soviet sukses memaksa pasukan pemberontak di Polandia memulai sejumlah pemberontakan, meski yang terbesar di Warsawa, serta Pemberontakan Slowakia di selatan, tidak dibantu Soviet dan dipadamkan oleh pasukan Jerman.[215] Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania timur memecah belah dan menghancurkanpasukan Jerman di sana sekaligus berhasil menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria, diikuti dengan memihaknya negara-negara tersebut ke Sekutu.
Poros runtuh, Sekutu menang (1945)
Tanggal 16 Desember 1944, Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan mengerahkan sisa-sisa pasukan cadangannya untuk melancarkan serangan balasan massal di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat, mengepung sebagian besar tentara Sekutu Barat dan menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka diAntwerp demi mencapai penyelesaian politik.[226] Pada Januari, serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai.[226] Di italia, Sekutu Barat tetap buntu di garis pertahanan Jerman. Pada pertengahan Januari 1945, Soviet menyerbu Polandia, bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman, dan menduduki Prusia Timur.[227]Tanggal 4 Februari, para pemimpin A.S., Britania Raya, dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta. Mereka menyetujui pendudukan di Jerman pascaperang,[228] dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan Jepang.[229]
Pada bulan Februari, Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania, sementara Sekutu Barat memasuki Jerman Barat dan mendekati Sungai Rhine. Bulan Maret, Sekutu Barat melintasi Rhine di utara dan selatan Ruhr, mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B,[230] sementara Soviet melaju ke Wina. Pada awal April, Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi Jerman Barat, sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April; kedua pasukan bertemu di sungai Elbe tanggal 25 April. Tanggal 30 April 1945, Reichstag diduduki dan menandakan kekalahan militer Reich Ketiga.[231]
Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini. Tanggal 12 April, Presiden A.S. Roosevelt meninggal dunia dan digantikan oleh Harry Truman. Benito Mussolini dibunuh oleh partisan Italia tanggal 28 April.[232] Dua hari kemudian, Hitler bunuh diri dan digantikan oleh Laksamana Agung Karl Dönitz.[233]
Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April. Instrumen penyerahan diri Jerman ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims,[234] dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin.[235] Pusat Grup Angkatan Darat Jerman bertahan di Praha sampai 11 Mei.[236]
Di teater Pasifik, pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di Filipina, membebaskan Leyte pada akhir April 1945. Mereka mendarat di Luzonbulan Januari 1945 dan mencaplok Manila bulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan kota ini. Pertempuran berlanjut di Luzon, Mindanao dan pulau-pulau lain di Filipina sampai berakhirnya perang.[237]
Bulan Mei 1945, tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana. Pasukan Britania, Amerika Serikat, dan Tiongkok mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret, dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei.[238] Pasukan Tiongkok mulai balas menyerang pada Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945. Pasukan Amerika Serikat juga bergerak ke Jepang, mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret, dan Okinawa pada akhir Juni.[239] Pesawat pengebom Amerika Serikat menghancurkan kota-kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat memutuskan impor Jepang.[240]
Tanggal 11 Juli, para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman. Mereka menyetujui perjanjian awal tentang Jerman,[241] dan menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang oleh Jepang, dengan menyatakan bahwa "alternatif bagi Jepang adalah kehancuran dalam waktu singkat".[242] Dalam konferensi ini, Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan Churchill sebagai Perdana Menteri.[243]
Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada awal Agustus. Di antara kedua pengeboman ini, Soviet, sesuai perjanjian Yalta, menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan cepat mengalahkan Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar.[244][245] Pasukan Merah juga menduduki Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah dengan penandatanganan dokumen penyerahan diri di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, sehingga mengakhiri perang ini.[234]
- Jalanan pusat kota Berlin yang hancur pasca-Pertempuran Berlin, diambil tanggal 3 Juli 1945.
- Ledakan atom di Nagasaki, 9 Agustus 1945.
Pertempuran Besar di PDII:
Pendaratan Normandia
Operasi Neptune | |||||
---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Operasi Overlord, Pertempuran Normandia | |||||
Pendaratan tentara A.S. di Pantai Omaha, 6 Juni 1944. | |||||
| |||||
Pihak yang terlibat | |||||
Britania Raya Amerika Serikat Canada Free France Polandia Norwegia Australia Selandia Baru Belanda Belgia Cekoslowakia | Nazi Jerman | ||||
Komandan | |||||
Dwight D. Eisenhower Bernard Montgomery Omar Bradley Trafford Leigh-Mallory Arthur Tedder Miles Dempsey Bertram Ramsay | Gerd von Rundstedt Erwin Rommel Leo Geyr von Schweppenburg Friedrich Dollmann Hans von Salmuth Wilhelm Falley- † | ||||
Kekuatan | |||||
156.000[note 1] | 10.000[butuh rujukan] | ||||
Korban | |||||
Paling sedikit 12.000 korban.[note 2] | Antara 4.000 dan 9.000 korban.[2] |
Templat:Campaignbox Normandy Pendaratan Normandia, kode nama Operasi Neptune, adalah operasi pendaratan Blok Sekutu ketika Invasi Normandia sebagai bagian dari Operasi Overlord, saat Perang Dunia II. Pendaratan ini dilakukan pada hari Selasa, 6 Juni 1944 (D-Day), jam 6:30 pagi waktu British Double Summer Time (GMT+2).
Pendaratan ini dilakukan dalam 2 fase: pendaratan 24.000 tentara Inggris, Amerika, dan Kanada tepat setelah tengah malam dan pendaratan amfibi pasukan Sekutu di pantai Perancis jam 6.30 pagi
Pertempuran Bulge
Pertempuran Bulge (16 Desember 1944 – 25 Januari 1945) adalah sebuah kampanye perlawanan Jerman utama yang diluncurkan di wilayah Ardennes, Wallonia di Belgia, Perancis, dan Luxembourg pada Front Barat menjelang akhir Perang Dunia II di Eropa.
Pasukan yang berbeda menyebut pertempuran tersebut dengan nama yang berbeda. Pasuakan Jerman secara resmi menyebutnya sebagai Unternehmen Wacht am Rhein("Operasi Pengawasan di Rhine") atau terkadang Ardennenoffensive atau Rundstedt-Offensive, sementara pasukan Perancis menamakannya Bataille des Ardennes("Pertempuran Ardennes"). Pasukan Sekutu menyebutnya Ardennes Counteroffensive ("Perlawanan balasan Ardennes").
Jerman melibatkan 200,000 pria, 340 tank dan 280 kendaraan lainnya dalam serangan tersebut. Pada akhir pertempuran tersebut, mereka kehilangan kr. 68,000 pria yang tewas, menghilang atau luka-luka. Pada pihak Amerika, 610,000 pria terlibat dalam pertempuran tersebut,[1] 89,000 diantaranya menjadi korban,[2] termasuk lebih dari 19,000 orang tewas.[2][3] Peristiwa tersebut adalah pertempuran paling berdarah dan terbesar yang melibatkan Amerika Serikat pada Perang Dunia II.
Pertempuran Berlin
- Artikel ini tentang serangan Soviet pada 1945 terhadap Berlin. Untuk serangan pengeboman strategis terhadap Berlin, lihat Pertempuran Berlin (udara).
Pertempuran Berlin | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Front Timur Perang Dunia II | |||||||||
Setelah perang, pihak Soviet mengibarkan benderanya diHotel Adlon Berlin | |||||||||
| |||||||||
Pihak yang terlibat | |||||||||
Nazi Jerman | |||||||||
Komandan | |||||||||
Front Byelorusia ke-1: Front Byelorusia ke-2: Front Ukraina ke-1: | Pemimpin: Grup Tentara Vistula: Grup Tentara Pusat: Area Pertahanan Berlin: | ||||||||
Kekuatan | |||||||||
| |||||||||
Korban | |||||||||
|
Pertempuran Berlin adalah salah satu pertempuran terakhir dari Teater Eropa Perang Dunia II. Angkatan darat Soviet yang besar di bawah pimpinan Georgy Zhukov dan Ivan Konev menyerang Berlin dari timur. Pertempuran ini berlangsung dari akhir April 1945 sampai awal Mei. Sebelum pertempuran berakhir, Adolf Hitler telah bunuh diri, dan Jerman menyerah setelah lima hari pertempuran berakhir.
Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki
Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Pasifik, Perang Dunia II | |||||||
Awan jamur bom atom di langit Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan) | |||||||
| |||||||
Pihak yang terlibat | |||||||
Amerika Serikat Britania Raya | Kekaisaran Jepang | ||||||
Komandan | |||||||
William S. Parsons Paul W. Tibbets, Jr. | Shunroku Hata | ||||||
Satuan terlibat | |||||||
Manhattan District: 50 A.S., 2 Britania 509th Composite Group: 1.770 A.S. | Tentara Umum Kedua: Hiroshima: 40.000 Nagasaki: 9.000 | ||||||
Korban | |||||||
20 tahanan perang A.S., Belanda, Britania tewas | Hiroshima:
Nagasaki:
Total: 129.000–246.000+ tewas
|
|
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada bulan Agustus 1945, tahap akhirPerang Dunia Kedua. Dua operasi pengeboman yang menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa ini merupakan penggunaansenjata nuklir masa perang untuk pertama dan terakhir kalinya dalam sejarah.
Pada tahun terakhir Perang Dunia II, Sekutu bersiap-siap melancarkan serbuan ke daratan Jepang yang memakan biaya besar. Amerika Serikat sebelumnya melaksanakan kampanye pengeboman yang meluluhlantakkan banyak kota di Jepang.Perang di Eropa selesai setelah Jerman Nazi menandatangani instrumen penyerahan diri pada tanggal 8 Mei 1945. Akan tetapi, Jepang menolak memenuhi tuntutan Sekutu untuk menyerah tanpa syarat. Perang Pasifik pun berlanjut. Bersama Britania Raya dan Cina, Amerika Serikat meminta pasukan Jepang menyerah dalam Deklarasi Potsdam tanggal 26 Juli 1945atau menghadapi "kehancuran cepat dan besar". Jepang mengabaikan ultimatum tersebut.
Pada bulan Juli 1945, Proyek Manhattan yang dirintis Sekutu berhasil melaksanakan pengujian bom atom di gurun New Mexico. Mereka memproduksi senjata nuklir berdasarkan dua rancangan pada bulan Agustus. 509th Composite Group dariPasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat dilengkapi dengan Boeing B-29 Superfortress khusus versi Silverplate yang mampu mengangkut bom nuklir dari Tinian di Kepulauan Mariana.
Tanggal 6 Agustus, A.S. menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di Hiroshima. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman meminta Jepang menyerah 16 jam kemudian dan memberi peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di muka bumi." Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, A.S. menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki. Dalam kurun dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena efek luka bakar,penyakit radiasi, dan cedera lain disertai sakit dan kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima.
Tanggal 15 Agustus, enam hari setelah pengeboman Nagasaki dan Uni Soviet menyatakan perang, Jepang menyatakanmenyerah kepada Sekutu. Tanggal 2 September, Jepang menandatangani instrumen penyerahan diri yang otomatis mengakhiri Perang Dunia II. Pengaruh pengeboman ini terhadap penyerahan diri Jepang dan alasan etisnya masihdiperdebatkan sampai sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)